Kalangan Medis Terbelah Sikapi Quran di Tubuh Bayi


Jakarta - Fenomena munculnya ayat Alquran di tubuh bayi asal Rusia Selatan, Ali Yakubov disikapi beragam. Pihak kedokteran ada yang menganggap hal itu sebagai suatu hal yang murni ajaib. Namun ada pula yang menganggapnya sebagai suatu hal yang dibuat-buat.

“Mereka (orang tua Ali) mungkin membuat tulisan di kulitnya, seperti dengan lada dan garam atau obat-obatan yang dapat menyebabkan peradangan pada kulit dan meninggalkan bekas merah dalam bentuk huruf Arab," ujar dokter lokal, Ludmila Luss, demikian dilansir Pravda, Rabu (21/10/2009).

Ludmilla menambahkan, orang tua mungkin juga tidak butuh menggunakan obat-obatan sebab sang anak telah menderita penyakit kulit yang dikenal dengan 'skin writting'. Penyakit ini ada pada setiap 5% dari populasi negeri. Jika menderita penyakit ini, seseorang dapat menulis apa saja di kulitnya seperti halnya pada sebuah kue.

"Beberapa orang menderita penyakit lambung dan memiliki permasalahan kulit yang sensitif. Jika anda menggambar sesuatu pada kulitnya menggunakan tongkat kecil sebagai contoh, hasil tulisan akan tampak setelahnya," kata Ludmilla.

Akan tetapi tidak sedikit pula tim medis yang tidak meragukan kemisteriusan itu. Seperti dilansir Daily Contributor, Rabu (21/10/2009) para ahli medis setempat meyakini tulisan tersebut adalah asli dan bukan buatan tangan seseorang.

Pihak medis menyatakan tidak dapat menjelaskan kemisteriusan tersebut. Akan tetapi mereka meyakinkan, tulisan tersebut murni bukan hasil tulisan dari seseorang pada kulit sang anak. Madina Yakubova, ibu si bayi, mengaku ia dan suaminya sebenarnya bukanlah pasangan yang agamis.

Saat ini, Ali telah menjadi perhatian warga muslim di daerahnya, Dagestan yang juga dekat dengan wilayah perang Chechnya, Rusia Selatan. Ulama menyatakan kemunculan tulisan ayat Alquran itu sebagai sebuah peringatan dari Allah.
(amd/iy) sumber: www.detiknews.com
Selengkapnya...

Penyumbat saluran rezeki

Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan- Nya, termasuk kita.
Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya.
Yang lebih tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya.
Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.
Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini.
“Kok rezeki saya seret banget, pdhal sudah mati-matian mencarinya?” “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?” “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?”
Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan.
Poin terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?
Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya.
Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan.
Setidaknya ada 5 hal yang menghalangi aliran rezeki :
Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati.
Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan kepada-Nya.
Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia terima.
Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.
Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan.
Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad).
Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya.
Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat.
Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.
Ketiga, maksiat saat mencari nafkah.
Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama?
Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya?
Tanyakan selalu hal ini.
Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang.
Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.
Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah.
Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh?
Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat.
Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan.
Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.
Kelima, enggan bersedekah.
Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet.
Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki.
Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji.
Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261).
Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini ?
Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita.
Amin.
Selengkapnya...

Kabut Asap











Kabuut asap sudah menjadi langganan tiap tahun di kotaku...
Dua hari lalu, bandara sempat ditutup karna terbatasnya jarak pandang. Kemarin sudah mulai membaik.. Tadi malam, hujan deras banget, aku berharap pagi harinya bisa menghirup udara segar. Tapi apa yang terjadi tidak seperti yang kukira,,, kabut semakin tebal... dan aku yang biasanya mengendarai motor, akhirnya dipaksa mengendarai mobil orang tua, karna Ibuku khawatir tebalnya asap.. *merusak paru-paru*
Menjelang ke kantor, kusempatkan mengambil foto-foto diatas. Lalu lintas macet, karna tidak hanya kabut, hujan deras tak kunjung berhenti, dan pak polisi tak jaga di jalan,,, :(

Semoga, kejadian ini idak terulang lagi,, jangan lagi menjadi langganan kita...
Dan yang suka membakar hutan untuk kepentingan sendiri disadarkan Allah, karna dampaknya terhadap banyak makhluk hidup.. tidak cuma manusia...

Selengkapnya...

TEGURANMU...

Innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji'uun
Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepadaNYA kami kembali....

Ungkapan ini seringkali kita dengar tiap kali mendapatkan musibah, atau kerabat yang meninggal atau kehilangan sesuatu....
Namun pagi ini, ungkapan itu benar2 berulang-ulang kuungkapkan....
Ya Allah... sungguh kami tidak memiliki apa-apa di atas bumi ini kecuali hanya titipanMU, apapun bentuknya. Yang kami mampu hanyalah berusaha mengumpulkannya untuk membantu kehidupan kami dan beribadah kepadaMU... Memeliharanya dengan baik untuk mendukung tugas kami sebagai khalifah di atas bumi ini... menjalankan ibadah padaMU..
Wamaa kholaqtul Jinna Wal Insana Illa Liya'buduun... (QS.51:56) "Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah".


Rabu, 30 September 2009, Gempa besar merubah wajah negeriku.. khususnya kota tempatku pernah menimba Ilmu pengetahuan, Sumatera Barat.. getarannya pun dirasakan hingga ke tempatku berteduh saat ini. Ratusan orang meninggal, ratusan pula luka, ratusan lainnya masih terperangkap dalam gedung yang roboh, ratusan lainnya kehilangan sanak saudara dan harta benda.

Televisi tak henti-henti memberitakan evakuasi para korban. kuhela nafas panjang...
Kenapa tak henti-henti cobaan, teguran, atau hukuman dariMU ya Allah? Tsunami besar, sekian banyak gempa, kebakaran, Asap tebal, Wabah penyakit yang semakin aneh.. Allahu Akbar.. Masya Allah....

Semakin aku sadari bahwa hidup ini hanya milikMU,, apalagi yang patut kami sombongkan? semoga kami selalu dalam lindunganMU ya Allah... semoga kami dapat mengambil hikmah dari semua kejadian ini. Semoga ini cukup membuat kami ingat bahwa hidup ini adalah titipan, umur ini titipan, kami tidak memiliki apa-apa selain pinjaman dariMU...

Ya Allah, beri kekuatan bagi semua muslim yang tertimpa musibah, mudahkanlah proses evakuasi, sehingga jenazah bisa dikebumikan dengan baik sesuai SyariatMU... dan berikan tempat terbaik di sisiMU mereka yang Engkau panggil, semoga mereka termasuk orang-orang yang Husnul Khotimah.... Amien...

Allahummaghfir lahum, Warhamhum, Wa'aafihi, Wa'fu 'anhum....
Selengkapnya...