OPINI...

'Dia baik ya.., selalu membantu orang lain". "Dia baik ya, selalu tersenyum pada tiap orang". "Dia baik ya, ga pernah ngomongin kejelekan orang lain". "Dia baik ya, ga pernah menyinggung perasaan orang lain".

Sebaliknya...

"Dia jahat banget ya, ga mau peduli orang lain". "Dia jahat ya, kata-katanya selalu menyinggung perasaan orang lain". "Dia itu orang ga baik, selalu saja menjelekkan orang lain".

Banyak sekali ungkapan senada yang kita dengar di sekitar kita. Seringkali semua itu benar, dan tidak sedikit yang hanya terka-terka sebatas kapasitas berfikir mereka. Kadang kita terlalu cepat menilai tentang seseorang hanya karna suatu hal yang kita pun belum tau pasti kebenarannya. Sering pula kita membuat penilaian tentang orang lain, tanpa bukti-bukti yang mendukung dan tak sedikit opini-opini itu muncul karna egosentris atau apriori kita saja.Demikian juga saat kita menilai kebaikan seseorang. Kadang kita tak punya cukup alasan untuk membuat sebuah opini tentang kebaikan orang lain.

Tapi inilah dunia... Inilah manusia. Banyak pepatah yang menyebutkan bahwa kita sangat mudah menilai orang lain, tapi seringkali kita terlupa dengan diri kita sendiri. Hidup memang untuk saling mengingatkan, tapi kita tidak pernah disarankan untuk saling mencaci. Banyak sekali cara yang lebih baik untuk menyampaikan saran dan mengingatkan yang telah dicontohkan oleh pemimpin-pemimpin umat.

Yah, itulah kenyataannya. Untuk menutupi kekurangan sendiri, orang lebih suka meluapkan kesalahan orang lain hingga berujung pada 'balas dendam', bukan sebuah ketulusan untuk saling mengingatkan. "Complicated", kata yang sangat tepat.
Tapi kita harus ingat satu hal dan ini bukanlah sebuah 'escape' dari kesalahan-kesalahan, bahwa tak ada manusia yang sempurna, dan tiap kita mempunyai kekurangan dan kelebihannya sendiri-sendiri.

Kita belumlah 'baik' sebelum kita benar-benar bisa menerima kesalahan orang lain layaknya kita bisa menerima kesalahan kita sendiri.