Luka ini milikku..

Perih ini semakin terasa, teramat dalam.. setelah siksa diriku dengan semua keterkuakan, terus tanpa henti tekan aku. Kenapa hanya terfokus pada salahku? tidakkah dirimu merasa bersalah? Kejujuran telah sia-sia,, Kesetiaan yang mendalam, seolah aku telah buta, aku tuli terhadap semua, tujuanku hanya kamu, tapi semua itu tak pernah berarti apa-apa karna aku bukan siapa-siapa dan tak lebih dari seorang yang hanya harus ada jika dibutuhkan. Biarlah semua berlalu, meski berat, aku harus siap dengan segala resikonya.

Pernah aku berfikir bahwa ini semua akhir,, tapi tidak,, aku masih punya iman, aku punya Tuhan yang maha melihat, maha tau yang terbaik.. Apa yang menurutku selama ini baik, belum tentu yang terbaik untukku,, dan aku harus terima.

Apa yang menjadi cita dan asa bersama, harus kupendam dalam-dalam bersama mimpi tentang sebuah kebahagiaan. Sekian tahun kubertahan, sekian tahun kuikhlaskan hari, fikir, tenaga dan waktuku hanya untukmu. Berharap semua akan membaik, berharap ada titik terang, berharap kebersamaan hakiki, berharap tentang belas kasih, dan perhatian tulus, semua tinggal harapan.

Kini...
Kudoakan semoga dirimu bahagia dengan segala caramu, kuberharap dirimu menemukan yang terbaik dalam hidupmu, semoga selalu dilindungiNya dalam setiap langkah,, semoga diberi kesehatan dan kedamaian..
Aku takkan menuntut apapun, semua resiko akan kutanggung sendiri,,

Emosi jiwa, seringkali mengalahkan semua hal baik,,
Dengan semua ketenangan ini, semoga Allah selalu memberiku kesabaran dan hidayah..
Subhanallah,, betapa aku merindukan damai yang hakiki...
PadaMU kuberserah..