SUNGAIPENUH – Setelah lama tak terdengar, harimau sumatera (phantera tigris sumatrae) kembali mengamuk. Kali ini daerah yang jadi sasaran amukan si raja hutan adalah Kerinci. Dalam tiga hari terakhir, lebih dari sepuluh harimau dilaporkan berkeliaran di dua desa: Desa Pungut Hilir, Kecamatan Air Hangat Timur, dan Desa Muara Air Dua, Kecamatan Sitinjau Laut.
Selain menyerang hewan piaraan warga seperti kambing dan sapi, binatang buas itu juga menyerang manusia. Untung sampai kemarin belum ada korban jiwa. Di dua desa itu, tercatat dua ekor kambing dan dua sapi sudah dimangsa harimau. Bahkan seorang pemilik sapi, Nasir, sempat berkelahi dengan dua ekor harimau yang mengamuk tersebut.
Sanusi, warga Desa Hiang Karya, Kecamatan Sitinjau Laut, mengungkapkan bahwa sekitar sepuluh ekor harimau terlihat oleh warga berkeliaran di sekitar hutan di Desa Muara Air Dua dan Desa Pungut Hilir. Gejala mengamuknya harimau itu dirasakan warga sejak sepekan lalu. Ketika itu dua kambing warga hilang akibat dimangsa dua harimau yang berkeliaran.
Sepekan kemudian, Jumat (1/5) dinihari, kejadian serupa terulang. Satu sapi diterkam di dalam kandang di bawah rumah warga. Rumah warga tersebut terdapat di tengah sawah di Desa Muara Air Dua, Kecamatan Sitinjau Laut. Mengetahui sapi miliknya diterkam harimau, Nasir tidak tinggal diam. Dia berusaha membebaskan sapinya. Duel antara pemilik sapi dan harimau tidak terhindarkan. “Terjadi tarik-menarik antara harimau dan pemilik sapi,” ujar Sanusi.
Menurut dia, peristiwa yang menghebohkan itu terjadi sekitar pukul 01.30 dinihari. Duel itu berlanjut di luar kandang sapi. Untung dalam perkelahian yang berlangsung sekitar tiga jam itu, Nasir selamat. Tidak sedikit pun tubuhnya cedera. Hanya baju Nasir yang terkoyak di bagian belakang akibat terkaman harimau.
Terpisah, Kepala Seksi TNKS Kerinci Junaidi membenarkan kejadian mengamuknya harimau tersebut. Menurut dia, saat ini pihaknya dan Polhut berada di lapangan untuk mencari keberadaan harimau. Junaidi mengungkapkan, perkelahian antara harimau dan manusia terjadi pada Jumat dinihari lalu. Namun korban tidak mengalami luka serius. Padahal dia sempat memberikan perlawanan hingga harimau itu kabur. “Hanya kakinya yang luka akibat terkaman harimau,” katanya.
Junaidi mengaku belum tahu pasti penyebab harimau berkeliaran dan masuk ke kebun warga. “Kita masih menyelidiki keberadaan harimau tersebut. Untuk sementara ini kondisi Desa Muara Air Dua terkendali,” katanya.
Sebelumnya, harimau sumatera juga mengamuk di kawasan Desa Sungaigelam, Muarojambi. Tercatat sembilan warga yang membuka lahan di daerah itu menjadi korban terkaman sang raja hutan. Delapan di antaranya tewas dengan tubuh tercabik-cabik. Hanya satu yang selamat.
Korban tewas itu di antaranya Khoiri, Mat Ali (50), dan Nana Deri (17). Ketiganya perambah hutan asal Lampung. Lalu Raba’i (48), warga Desa Pematang Raman, Kecamatan Kumpeh Ilir, Muarojambi. Raba’i tewas diserang harimau pada Sabtu (24/1) lalu.
Setelah Raba’i, korban berikutnya bernama Suyut (55) dan Imam Mujianto. Keduanya petani yang tinggal di Desa Sungaigelam, Muarojambi. Peristiwa tragis itu terjadi pada Rabu (28/1), saat keduanya menginap di pondok di hutan Desa Puding, Sungaigelam, Muarojambi.
Korban berikutnya adalah Sutiyono (36), warga Blok E, Desa Mekarsari, Kecamatan Kumpeh Ilir, Muarojambi. Peristiwa yang menimpa korban itu terjadi pada Rabu malam (4/2) sekitar pukul 22.10 WIB. Sutiyono yang sehari-hari berprofesi sebagai petani saat itu sedang menginap di pondoknya. Pada malam nahas, korban hendak buang hajat di belakang pondok. Saat jongkok, dia diterjang seekor harimau dari arah kanan.
Berkat kesigapannya, Sutiyono selamat pada kejadian itu. Namun korban menderita luka cakaran pada lengan kanan, paha kanan, dan betis kanan.(eep)
sumber: http://www.jambi-independent.co.id/home/modules.php?name=News&file=article&sid=11357
Posts by : Admin